Milad Muhammadiyah ke-113: Merayakan Kesejahteraan dan Harmoni Bangsa

 


Visioner Nusantara.com || Pada malam bersejarah, 18 November 2025, Kota Batu dibalut suasana sakral penuh makna, menyambut peringatan Milad Muhammadiyah ke-113. Di Gedung Olahraga Gajah Mada, gema semangat bertajuk “Kesejahteraan Bangsa Indonesia” menggema, mewujudkan tekad luhur untuk membangun negeri yang sejahtera, bermartabat, dan penuh berkah.

Malam itu, sosok kharismatik Prof. Dr. KH. Thohir Luth MA, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, hadir dengan penuh khidmat. Dalam pidatonya yang sarat hikmah, ia menyalakan spirit perjuangan dan harapan yang menginspirasi setiap jiwa, menegaskan langkah Muhammadiyah yang tak pernah padam mengukir sejarah dan kemajuan.

Sebagaimana diungkapkan Muchlis Arif, S.Sn., M.Sn, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bidang Dikdasmen sekaligus penggerak Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Kota Batu, malam tasyakuran bukan sekadar ritual, melainkan panggung agung yang menyatukan kekayaan seni dan budaya dalam harmoni nan indah.

“Muhammadiyah bukan sekadar organisasi keagamaan, melainkan sebuah panggung perjuangan kebudayaan dan sosial yang menyatu dalam keharmonisan,” ujarnya penuh kebanggaan. Di bawah cahaya lampu yang menerangi panggung, alunan suara merdu berpadu gemulai tarian, pementasan teater berjiwa historis, serta karya seni rupa memukau mata dan jiwa.

Di tengah kemeriahan tersebut, tersaji tiga tumpeng megah yang melambangkan makna kehidupan dan kesejahteraan. Tumpeng pertama berisi buah-buahan segar, lambang kesuburan dan janji masa depan yang gemilang. Tumpeng kedua motif pola pendem mencerminkan keberagaman cita rasa dan kekayaan warisan lokal. Sedangkan tumpeng ketiga penuh jajanan tradisional anak-anak menggores kehangatan dan kemanisan dalam kesederhanaan.

Tak ketinggalan sajian khas seperti kambing guling, soto, angsle, bubur, serta gorengan memperkaya hidangan yang tidak hanya menggugah selera, namun juga memberdayakan ekonomi lokal melalui peran aktif UMKM.

“Sekitar 2.500 tamu dari berbagai lapisan meramaikan Gedung Olahraga dengan sukacita dan semangat kolektif yang mengakar kuat,” imbuh Muchlis Arif.

"Terkhusus kepada ketua LSBMU dan LPO Akbar, Agus, Dr. Nur Widodo, dan tim jajarannya, yang telah dengan sekuat tenaga mewujudkan kegiatan yang bermakna ini," sambungnya.

Dalam pidatonya, Prof. Dr. KH. Thohir Luth MA menegaskan peran Muhammadiyah sebagai solusi unggul dalam menghadapi tiga tantangan utama bangsa: kebodohan, kemiskinan, dan persoalan kesehatan. Tiga pilar tersebut menjadi fokus Muhammadiyah dalam membangun kesejahteraan nasional berkelanjutan.

Melalui jaringan pendidikan yang luas mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Muhammadiyah menyinari jalan generasi cerdas yang siap menghadapi tantangan masa depan. Fasilitas kesehatan yang representatif dan pelayanan unggul menjadi bukti nyata perjuangan meningkatkan kualitas hidup bangsa. Di ranah sosial, panti asuhan dan program pemberdayaan menggulirkan semangat mengentaskan kemiskinan dengan langkah nyata.

Ketua PDM Kota Batu, Salis Rifai, SE, ME, menyampaikan gaung perjuangan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, melalui pementasan teater yang dimeriahkan para pelajar SMA Muhammadiyah 3 Kota Batu.

Drama itu menghidupkan kembali jiwa revolusioner sang tokoh dalam menghadirkan transformasi pendidikan serta membebaskan masyarakat dari belenggu kemusyrikan.

“Pertunjukan ini bukan hanya menghidupkan masa lalu, namun menegaskan identitas Muhammadiyah sebagai Islam modern, moderat, dan toleran. Generasi muda hadir dengan penuh semangat, menyerap hikmah dan menguatkan tali misi kemajuan dan kebangsaan nan abadi,” ujar Salis Rifai dengan penuh optimisme.

Milad ke-113 pun memancarkan semarak kreatif generasi muda dalam padukan lagu pop segar, tembang Jawa merdu, dan pertunjukan wayang khas dalang andal. Ini menggambarkan penghargaan dalam melestarikan budaya nusantara yang kaya dan berlapis.

“Keragaman ini adalah refleksi Indonesia yang plural dan penuh warna. Muhammadiyah menjadi jembatan kokoh yang merangkai tradisi dan kemodernan dengan harmoni sempurna,” tuturnya.

Kesyahduan malam pun kian sempurna oleh orkestra angklung yang dimainkan oleh ibu-ibu Aisyiyah, yang membacakan nada-nada harmoni dari getar suara tradisional penuh magis. Lagu-lagu yang dilantunkan membangkitkan rasa kebersamaan, kekuatan budaya, dan harapan masa depan cerah.

Perayaan ditutup dengan flashmob spektakuler yang melibatkan Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah (LSB) serta berbagai organisasi seni lainnya. Lagu “Kapan-Kapan” menggema sebagai simbol penantian penuh optimisme untuk perjumpaan dan perjuangan berikutnya, meninggalkan kenangan manis yang membekas di relung hati para peserta.

“Lebih dari sekadar hiburan, perayaan ini juga menjadi ruang pamer seni rupa, keramik, dan instalasi yang menghadirkan karya seniman lokal hingga internasional. Dari Kota Batu, Vietnam, hingga Sri Lanka, warna-warni kreativitas bersatu dalam dialog budaya yang membuka wawasan global Muhammadiyah,” tutup Muchlis Arif penuh harap.

Semoga semangat Milad Muhammadiyah ke-113 terus menyala, menginspirasi generasi mendatang untuk menapaki jalan gotong royong, inovasi, dan karya nyata bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Muhammadiyah, dalam harmoni seni dan perjuangan sosialnya, selalu menjadi mercusuar cahaya yang menerangi perjalanan bangsa menuju masa depan gemilang, berkeadilan, dan bermartabat.

(Tim Red).