Pemkot Malang Lakukan Sidak Beras Oplosan, Temukan Sejumlah Merek Beras Tanpa Izin Edar
Malang-Visionernusantara.com__.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menemukan sejumlah produk beras kemasan yang tidak disertakan nomor izin edar. Temuan tersebut didapati saat dilakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kabar beredarnya sejumlah merek beras diduga oplosan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan mengatakan, sidak tersebut dilakukan menyusul kabar beras diduga oplosan menjadi perhatian nasional. Sejumlah toko retail modern dan kios pun jadi sasaran sidak.
"Dinas Ketahanan Pangan Kota Malang dan Polresta Malang Kota, melakukan sidak di beberapa toko retail dna kios-kios lainnya. Ada ditemukan beberapa merk beras diindikasi beras oplosan," jelas Slamet, Senin (21/7/2025).
Sementara ini, sidak dilakukan di Pasar Dinoyo dan beberapa toko ritel modern serta kios di beberapa wilayah. Misalnya wilayah Bumiayu, Buring, Polehan, Kedungkandang, Sawojajar dan wilayah Kelurahan Mojolangu. "Ini yang terpantau yang masih di-display," imbuh Slamet.
Dari hasil sidak tersebut, ada beberapa temuan yang didapat. Pertama di Pasar Dinoyo, tim Satgas Pangan Kota Malang menemukan dua merek beras kemasan 5 kilogram yang diduga oplosan, yakni merek Fortune dan Sania.
Dengan rata-rata volumen di masing-masing toko sebanyak 10 kilogram hingga 25 kilogram. Sedangkan di ritel modern, ditemukan beberapa merek lain seperti Sania, Sentra Ramos, Sentra Pulen, Raja Platinum dan Raja Ultima. Kapasitas setiap toko di atas Rp 30 kilogram.
"Setelah dicek, di kemasan tersebut banyak yang tidak tercantum nomor izin edar. Beberapa kemasan tidak sesuai spek yaitu tingkat broken dan warna," jelasnya.
Setidaknya ada sebanyak 15 kios di Pasar Dinoyo yang menjadi sasaran sidak. Selain menemukan beras diduga oplosan, pihaknya juga menemukan satu kios yang menjual beras di luar ketentuan. Yakni menjual 5 pack kemasan per kustomer. "14 toko lainnya (penjualan) sudah sesuai ketentuan," katanya.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan dua perusahaan yang menjadi produsen beras diduga oplosan tersebut. Yakni PT Wilmar dan PT Food Station Tjipinang.
"Informasi dari PT. FS sejak Bulan Juni sudah tidak melakukan pengiriman beras produksi mereka ke Jawa Timur," pungkasnya.
Beberapa waktu lalu Kementan merilis beberapa merek beras yang diduga oplosan. Beberapa merek beras tersebut banyak dijual di minimarket.
(Knti).